1. Anak
manusia dalam kondisi perlu bantuan. Jelaskan!
Dibandingkan dengan makhluk lainnya
manusia dalam kehidupannya banyak mirip hewan,dia makan, bergerak, bernafas, bersuara
dan perkembang biak dan juga mempertahankan diri kalau menghadapi bahaya.Tapi
ia mempunyai keahlian-keahlian khusus dan pola kehidupannya serta martabat
manusia diatas hewan. Dengan kesadaran akan kemungkinan dan kemampuan
menggunakan alat sekaligus merupakan permulaan manusia yang berbudaya dan
kehidupan hewan.
Perbedaan dalam struktur yang kecil
saja dalam kehidupan manusia
dapat membuat akibat yang jauh pada
kemampuan dan kemungkinan manusia.karena manusia adalah makhluk yang aktif dan
kreaktif dalam kehidupan alam lingkungannya.kesadaran akan dirinya mencakup
pula kesadaran akan kemampuan dan ketidak mampuannya.
Manusia tampil dalam corak kehidupan
yang beraneka ragam,itulah salah satu Cuma kehidupan manusia saat ini baik
dalam status sosialnya,ekonomi pandangan sikap
hidup,kebiasaan,perilaku,pekerjaan dan pencariannya dalam segala penampilannya.betapa
sulit kita melihat orang yang mempunyai gaya hidup yang sama.
Karena manusia dilahirkan tidak
dengan suatu spesialisasi ,tertentu berbeda dengan hewan,misalkan ikan
dilahirkan dengan kemampuan berenang, burung dengan kemampuan terbang dan
sebagainya. sedang kita manusia dilahirkan terlalu dini sebelum ia mendapatkan
atau dipersiapkan dengan suatu spesialisasi tertentu, sebelum ia menolong
dirinya sendiri ia sudah terlanjur dilahirkan (peursen 1981) akibatnya:
1. Setelah dewasa kehidupan manusia
menunjukan keragaman dalam memenuhi kebutuhan primernya makan,lindungan
(perumahan),pergaulan,bahasa yang digunakan, cara mempertahankan diri dan
tantangan lingkungan dan sebagainya.
2. Karena saat dilahirkan manusia tidak
memiliki spesialisasi tertentu maka spesialisasi itu diperolehnya setelah ia
lahir.
Memang manusia dilahirkan demikian. yang
belum dapat menolong dirinya sendiri,dan juga dengan hal yang sangat vital bagi
kelangsungan hidupnya. oleh karna itu pada saat tersebut dan masih lama setelah
itu ia masih perlu dibantu. dengan kata lain pada saat itu manusia berada dalam
keadaan perlu bantuan dari pihak lain.tanpa bantuan dari pihak lainnya mustahil
manusia dapat melanjutkan dan melangsungkan hidupnya.
Anak manusia untuk bisa menjadi manusia yang mandiri,
membutuhkan suatu proses yang lama, dan tidak akan dengan sendirinya tanpa
bantuan orang lain untuk mencapainya. Karena itu anak manusia memerlukan
bantuan orang lain yang berada di sekitarnya. Di rumah ia membutuhkan kasih
sayang kedua orang tuanya, di luar rumah ia akan bergaul dengan teman
sebayanya, yang pasti akan saling mengisi berbagai pengalamanya.
Manusia pada saat ia lahir tidak langsung dapat mengembangkan
kemanusiaannya, karena ketidakberdayaan dan kelemahannya yang ia miliki secara
kodrati memerlukan uluran pihak luar untuk membantunya. Namun secara kodrati
pula anak dilahirkan dengan potensi untuk berkembang menuju kemandiriannya.
Potensi inilah yang perlu dipahami oleh pihak luar khususnya orang tua
(pendidik), sehingga potensi tersebut dapat berkembang secara optimal. Manusia
memiliki kelebihan, dalam memberikan lukisan maupun definisi tentang manusia,
manusia sering dibandingkan dengan hewan. Manusia adalah hewan berakal budi,
Manusia adalah hewan yang pandai bicara. Pada umumnya dalam
membandingkan itu ditunjukkan dari kelebihan martabat dan kehidupan manusia di
atas hewan. Kehidupan manusia dewasa ini sungguh luar buasa pesatnya, sehingga
jarak antara kehidupan hewan dengan kehidupan manusiawi rasanya bukan untuk
dibandingkan. Perbedaan-perbedaan kecil dalam struktur organis manusia dengan
hewan dapat mempunyai akibat-akibat yang jauh dan prinsipil. Misalnya letak ibu
jari yang berhadapan dengan keempat jari lainnya yang dimiliki manusia
memungkinkan untuk menggenggam alat,menggunakan alat. Sekali menyadari
kemungkinan dan kemampuannya untuk menggunakan alat, berarti kemungkinan dan
kemampuan "pemperpanjang dirinya" dalam mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Makan manusia tidak henti-hentinya mencari dan menemukan alat-alat
baru sehingga hampir setiap saat ditemukan alat baru. Kesadaran akan
kemungkinan dan kemampuan menggunakan alat merupakan permulaan kebudayaan
manusia yang membedakan kehidupan manusia secara prinsipil berlainan dengan
kehidupan hewan. Misalnya dalam makan.
Manusia dengan hewan memang sama-sama makan, namun lain cara
dan beda makna makan bagi manusia dengan hewan. Bagi hewan, makan semata-mata
pemenuhan kebutuhan makanan, sebagai penghindar lapar. Namun bagi manusia,
makan dapat berarti bermacam-macam. Cara makan manusia tidak sekedar
menghilangkan lapar, namun bisa sebagai pemenuhan akan kalori, dan sebagainya.
Cara makan telah "dimanusiakan", dibudayakan, dengan menggunakan
berbagai alat dan cara tertentu. Hal ini semua bukan suatu kenyataan yang dibawa
lahir, melainkan didapat manusia sepanjang perkembangannya. Pada saat manusia
dilahirkan, ia belum memiliki segala kemahiran yang jauh melebihi kehidupan
hewani. Pada saat dilahirkan manusia dapat dikatakan dalam keadaan hewan,
bahkan mungkin kurang dari hewan. Sebuhungan dengan itu Bolk mengemukakan suatu
teori retardasi, yang menyatakan bahwa manusia pada saat dilahirkan, berada
dalam tahanan perkembangannya yang bukannya lebih, melainkan kurang dari hewan
yang paling dekat dengan jenisnya, misalnya dengan simpanse.
Manusia tidak dilahirkan, belum terpola dan terspesialisasi
kemahirannya. Kata Nietzsche, manusia adalah hewan yang "belum
ditetapkan". Hewan lahir dengan suatu spesialisasi, manusia lahir dengan
potensi, belum merupakan kenyataan. Dibandingkan dengan kelahiran hewan yang
terdekat dengan jenisnya, manusia boleh dikatakan "lahir terlalu
dini" , sebelum ia memiliki spesialisasi tertentu, sebelum ia dapat
menolong dirinya sendiri, ia telah "terlanjur" dilahirkan. Namun
justru karena kekurangannya inilah manusia memiliki "kelebihan"
dibanding dengan hewan. Manusia belum dapat menolong dirinya sendiri, Manusia
dilahirkan dalam keadaan belum dapat menolong dirinya sendiri, juga dalam
hal-hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain:
"Manusia berada dalam keadaan prlu bantuan", dan bantuan harusdatang
dari pihak lain. Tanpa bantuan dari pihak lain, manusia tidak mungkin
melangsungkan hidupnya. Bantuan tersebut tidak saja bagi kehidupan fisiknya,
namun juga bagi kehidupan psikisnya, dan kehidupan sosialnya. Pemutusan tali
ari-ari ketika dilahirkan tidak berarti pemutusan hubungan antara ibu dengan
anak. Hubungan itu masih berlangsung terus, bahkan mungkin tidak pernah putus
hingga ajalnya. Untuk jangka waktu yang masih lama, manusia masih memerlukan
bantuan ibunya, dan bantuan dari orang sekitarnya.
Keadaan perlu bantuan ini jelas tampak apabila diterawang
kehidupannya pada masa dewasa yang akan ditempuhnya, jauh lebih
"berat" bila dibandingkan dengan kehidupan hewan. Ia tidak dapat
menggantungkan diri semata-mata pada insting yang dimilikinya saat ia
dilahirkan, ia harus dapat mengendalikannya. Seluruh hewan dalam kehidupannya
berperilaku berdasarkan insting. Kebutuhan terhadap ruang akan dirasakannya,
tidak sekedar kebutuhan terhadap pemertahanan kehidupan biologisnya, melainkan
juga kebutuhan psikologis (kebutuhan akan rasa aman, akan cinta, dan kasih
sayang), kebutuhan sosial (kebutuhan komunikasi dan interaksi dengan sesama
manusia), kebutuhan normatif (kebutuhan akan peraturan dan keteraturan, sadar
wajib dan kewajiban), yang justru merupakan ciri khas yang manusiawi. Untuk
memenuhi kebutuhan ini ia memerlukan bantuan. Ia tidak dapat mencapai sendiri,
setidak-tidaknya awal masa hayatnya, sungguh ia berada dalam masa-masa kritis.
Manusia dilahirkan dalam lingkungan manusiawi, kita bersyukur
bahwa manusia dilahirkan dalam lingkungan yang manusiawi. Ia dilahirkan dalam
lingkungan manusiawi yang bertanggungjawab, yang berperasaan, bermoral, dan
yang sosial. keadaan anak manusia yang perlu itu menggugah dan mengundang kasih
sayang bagi orang dewasa khususnya kedua orang tua. Orang tua dengan anak
dengan masing-masing karakteristiknya dari kedua pihak ini saling mengisi,
sehingga keduannya bersifat saling melengkapi. Ketergantungan anak diimbangi
dengan kesediaan orang tua, guru untuk membimbingnnya. Ketidaktahuan anak akan
segala sesuatu diimbangi orang tua dan guru dengan mengajar dan mendidiknya.
ketidakterampilan anak dalam melakukan hal-hal yang harus dilakukannya diimbangi
orang tua, dan guru dengan melatih dan membiasakannya. Kelemahan anak diimbangi
dengan kasih sayang orang tua dan guru yang memang dirasakan suatu keperluan
untuk menumpahkannya.
Proses saling mengisi dan saling mengimbangi ini tidak
dirasakan sebagai sesuatu yang sulit dan rumit. Anak merasa dirinya satu dengan
orang tua, dengan lingkungannya sehingga wajarlah bila kekurangannya diisi oleh
orang tua. Seperti dikemukakan, pemutusan tali ari-ari tidak sekaligus
merupakan pembelaan atau pemisahan dunia anak dengan ibunya. Pada pihak anak
terdapat suatu kepercayaan dan rasa kewajaran bila sifat perlu bantuannya
dipenuhi oleh orang tuanya dan guru disekolah. Di lain pihak pada orang tua,
dan guru terdapat rasa tanggung jawab, kasih sayang dan kepercayaan untuk
memberikan bantuan dalam rangka memungkinkan kelangsungan hidupnya, karena anak
itu adalah anaknya. Segala pemberian bantuan itu tidak dirasakannya berat,
malahan menyenangkan karena hal itu dipandang sebagai tugasnya dan malahan
sebagai kebutuhannya. Maka terjadilah kasih sayang yang timbal balik antara
kedua pihak itu yang selanjutnya kemungkinan melahirkan lahirnya saling
memahami antara keduanya. keadaan memerlukan bantuan dengan demikian tidak
merupakan suatu beban bagi kedua pihak, melainkan justru dirasakan merupakan
suatu karunia yang mengikat dan memperdalam hubungan kedua pihak sehingga
pelepasan dan pemisahannya kelak berjalan dengan lancar.
Keadaan perlu bantuan dari si anak mengukuhkan kedudukan
orang tua dan sebaliknya kesediaan dan ketulusan orang tua untuk membimbing dan
memberikan bantuan kepadanya yang berupa pendidikan dan perawatan yang
memungkinkan anak hidup sebagai anak yang sedang mempersiapkan diri untuk
meraih kedewasaanya kelak.
2. Dunia
manusia sebagia dunia terbuka. Mengapa dikatakan demikian?
Proses saling mengisi dan
mengimbangi tidak dirasakan sebagai suatu yang rumit dan sulit.orang tua merasa
tanggung jawab,kasih sayang dan kepercayaan untuk memberikan bantuan kepadanya
dalam rangka memungkinkan kelangsungan hidupnya,karena anak itu adalah
anaknya.sedangkan anak merasa wajar perlu bantuannya dipenuhi oleh orang
tuanya.
Dalam proses ini ia perlu menentukan
kepribadian eksistensi,arah hidup,corak,arah dan tujuan hidupnya karena baginya
tidak disodorkan alam siap pakai ready to wear.untuk memenuhi
kebutuhan itu teori retardasi dan bolk membatasi perbedaan manusia dengan hewan
1. Inisiatif dan daya
kreasi manusia
2. Kemampuan manusia
untuk merealisasikan kehidupannya
3. Kesadaran manusia akan
lingkungannya
4. Keterarahan kehidupan
manusia kepada lingkungannya
5. Kesadaran manusia dan
tugasnya dalam lingkungan hidupnya
Bagi manusia lingkungan hidupnya
tidak sekedar “umbgebung”atau yang melingkunginya melainkan mengundang untuk
mengolah dan mengharapkannya serta sebagai lapangan pekerjaan.mengenai
perbuatan manusia dan lingkungannya terdapat 2 pandangan ekstrim yang saling
berlawan:
1. Pandangan
Leibniz teori monade
Yang memandang pribadi aktif dalam
hidup,tanpa mendapat pengaruh dari luar.sehingga manusia merupakan
penyebab,bukan akibat dan lingkungannya.
2. Pandangan
Epifenomenalis
Yang menganggap pribadi hanyalah
efek atau akibat dan system perserapan yang tidak berdaya sama sekali.
Kalau pandangan itu tidak dapat
diterima karena manusia sekaligus sebagai akibat dan penyebab,cuaca maupun efek
pasif maupun aktif terhadap lingkungannya.ia mampu untuk memilih dan
berinisiatif ,akan tetapi juga eksistensinya tidak dapat dilepaskan dan
lingkungannya(Brightman).
Beberapa pendapat para ahli tentang manusia
yaitu:
Manusia bukan benda manusia adalah
dialog,sehingga ia selalu ada dalam pertautan dengan lingkungannya dan kita
hanya dapat menemukannya dalam keadaan seutuhnya manakala ia berada dalam
situasinya.akan tetapi sebaliknya,setiap pelukisan situasi kongrit selalu
menunjuk kepada orang yang menguhuninya(v.d Berg 1954)
Dan manusia tidak merupakan suatu
yang selesai,melainkan yang harus digarapnya manusia menghayati dunianya
sebagai suatu penugasan.(Vloemans)
Manusia mendunia dalam dunianya
manusia bukan makhluk yang polos,manusia adalah makhluk yang terarah.terarah
pada lingkungan,terarah pada Tuhan,kepada benda-benda sekitar,kepada sesama
manusia,kepada dirinya sendiri,kepada dunia dan dunia tiadalah tertutup
baginya(Drijarkara)
3. Dasar
dan ajar.
a) Apa
yang dimaksud dasar dan ajar?
Ajar yang dimaksud adalah pendidikan
dan pengajaran. Dasar yang dimaksud adalah bakat
atau kodrat pribadi. Teori Dasar dan Ajar adalah teori mendidik atau mengajar dengan mengharmoniskan antara bahan
pengajaran dengan bakat peserta didik.
Pendidikan
bermaksud memberi bimbingan tumbuh kembangnya jiwa raga agar kodrat pribadi dan
pengaruh lingkungannya memberikan kemajuan hidup kepada peserta didik. Agar
kodrat pribadi/bakat dapat lebih maju danberkembang.maka diperlukan
keharmonisan bahan ajaran dengan bakat.
Contoh : Anak
yang sejak lahir memiliki bakat memimpin dan mendapatkan pendidikan tentang
kepemimpinan maka ia akan dapat menjadi pemimpin yang ulung,. Sebaiknya, bagi
orang yang sejak llahir tidak berbakat memimpin, walau ia belajar banyak,
tentang kepemimpinan ia tidak dapat memimpin secara baik. Paling-paling ia
hanya dapat mengeritik atau menasehati.
Untuk dapat mengharmoniskan
antara bakat dan bahan ajaran atau jenis pendidikan, maka peserta didik dapat
mengetes dirinya, apa sebenarnya bakat yang dimilikinya sejak lahir. Kemudian melalui
bakat itu peserta didik dapat memilih bahan ajaran dan jurusan yang akan
diikuti. Melalui kesesuaian bakat dan bahan ajaran atau jenis pendidikan
maka kemungkinan keberhasilan suatu pendidikan lebih terjamin.
b) Factor-faktor
apa saja yang mempengruhi perkembangan manusia?
Anak manusia sejak dilahirkan
berkembang terus hingga mati. Perkembangan anak manusia itu meliputi
perkembangan fisik dan psikis, berlangsung secara teratur dan terarah menuju
kedewasaannya. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak,
adalah sebagai berikut:
a. Faktor
Keturunan
Anak memiliki
warisan sifat-sifat bawaan yang berasal dari kedua orang tuanya, merupakan
potensi tertentu yang sudah terbentuk dan sukar diubah. Menurut H.C.
Witherington dalam Abu Ahmadi (2001). Hereditas adalah proses penurunan
sifaf-sifat atau ciri-ciri tertentu, dari satu generasi kegenerasi lain dengan
perantaraan sel benih. Pada dasarnya yang diturunkan itu adalah struktur tubuh,
jadi apa yang diturunkan orang tua kepada anak-anaknya berdasar perpaduan
gen-gen yang pada umumnya hanya mencakup sifat atau ciri-ciri atau sifat orang
tua yang diperoleh dari lingkungan atau hasil belajar dari lingkungan.
b. Faktor
Lingkungan
Lingkungan
disekitar manusia dapat digolongkan kepada dua jenis, yaitu lingkungan biotik
dan lingkungan abiotik. Lingkungan abiotik adalah lingkungan makhluk tidak
bernyawa seperti abtu, air, hujan, tanah dan musim. Itu semua dapat mempengaruhi
kehidupan mansuia. Lingkungan biotik adalah lingkungan makhluk hidup bernyawa terdiri dari
tiga jenis yaitu lingkungan nabati, lingkungan hewani, dan lingkungan manusia
(sosial, budaya dan spiritual). Lingkungan sosial meliputi bentuk hubungan sikap
atau tingkah laku manusia. Lingkungan budaya meliputi adat istiadat, bahasa,
norma-norma dan peraturan yang berlaku. Lingkungan spiritual meliputi agama dan
keyakinan.
c. Faktor
Diri
Guru harus memahami
faktor diri yang merupakan faktor kejiwaan kehidupan seorang anak.
Faktor-faktor ini dapat berupa emosi, motivasi, integrasi, sikap dan
sebagainya. Beberapa ciri
perkembangan kejiwaan anak SD dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2001) sebagai berikut:
1. Pertumbuhan fisik dan motorik maju
pesat
2. Kehidupan sosial diperkaya dengan
kemampuan bekerjasama dan bersaing dalam
kehidupan kelompok
3. Mempunyai kemampuan memahami sebab
akibat
4. Aliran-aliran
pendidikan. Sebutkan aliran-aliran yang ada dan jelaskan?
- Pengertian
Aliran-Aliran Pendidikan
Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang
membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung
seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikirn terdahulu
selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga
timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi
berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu yang harus
dipahami. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan harus memahami
berbagai jenis aturan-aturan pendidikan. Dalam dunia pendidikan setidaknya
terdapat 3 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran modern dan
aliran pendidikan pokok di Indonesia.
2.
Aliran-Aliran
Klasik dalam Pendidikan
Menurut Tim
dosen 2006, aliran-aliran klasik dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
- Aliran
Empirisme
Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala
pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan
oleh pengalaman (empiris) nyata melalui alat inderanya baik secara langsung
berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri
dari apa yang didapatkan secara langsung (Joseph, 2006).
Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung,
terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari
lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan
lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa
hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
John Locke (dalam Joseph: 2006) tak ada sesuatu dalam jiwa
yang sebelumnya tak ada dalam indera. Ini berarti apa yang terjadi, apa yang
mempegaruhi apa yang membentuk perkembangan jiwa anak didik adalahlingkungan
melalui pintu gerbang inderanya yang berarti tidak ada yang terjadi dengan
tiba-tiba tanpa melalui proses penginderaan.
- Aliran
Nativisme.
Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme, yang
mengajarkan bahwa anak lahir sudah memiliki pembawaan baik dan buruk.
Perkembangan anak hanya ditentukan oleh pembawaanya sendiri-sendiri. Lingkungan
sama sekali tidak mempengaruhi apalagi membentuk kepribadian anak. Jika
pembawaan jahat akan menjadi jahat, jika pembawaanyan baik akan menjadi baik.
Jadi lingkungan yang diinginkan dalam perkembangan anak adalah lingkungan yang
tidak dibuat-buat, yakni lingkungan yang alami.
- Aliran
Konvergensi.
Faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama mempunyai
peranan yang sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan sebagaiman teori
nativisme teori ini juga mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak lahir
juga meliputi pembaeaan baik dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak
pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai dengan pembawaan tersebut.
William Stern (dalam Tim Dosen 2006: 79) mengatakan bahwa
perkembangan anak tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya
merupakan sebagaiman dua garis yang bertemu atau menuju pada satu titik yang
disebut konvergensi.
Dari beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima
sesuai dengan kenyataan adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan
faktor pembawaan, faktor lingkungann atau alamiah yang mempengaruhi terhadap
perkembangan anak, melainkan semuanya dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi
terhadap perkembangan anak.
- Aliran
Naturalisme.
Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan
kadang-kadang disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran
dalam teori ini mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan
sendiri-sendiri baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan
pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan
alami, bukan lingkungna yang dibuat-buat. Dengan kata lain jika pendidikan
diartikan sebagai usahan sadar untuk mempengaruhi perkembangan anak seperti
mengarahkan, mempengaruhi, menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak kea
rah tertentu, maka usaha tersebut hanyalah berpengaruh jelek
terhadapperkembangan anak. Tetapi jika pendidikan diartikan membiarkan anak
berkembang sesuai dengan pembawaan dengan lingkungan yang tidak dibuat-buat
(alami) makan pendidikan yang dimaksud terakhir ini betrpengaruh positif
terhadap perkembangan anak.
C.
Aliran pendidikan moderen di Indonesia
Menurut Mudyahardjo (2001: 142) macam-macam aliran
pendidikan modern di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered),
sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada
guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran(subject-centered).
- Tujuan
pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja,
bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan
hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan
pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak.
- Kurikulum
pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi
pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh
setiap peserta didik (experience curriculum).
- Metode
pendidikan Progresivisme antara lain:
- Metode
belajar aktif.
- Metode
memonitor kegiatan belajar.
- Metode
penelitian ilmiah
- Pendidikan
berpusat pada anak.
Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan
berpusat pada anak. Anak merupakan pusat adari keseluruhan kegiatan-kegiatan
pendidikan. Pendidikan Progresivisme sangat memuliakan harkat dan martabat anak
dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam betuk kecil. Anak adalah
anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak mempunyai
individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri, anak
mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri,
yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus diperlakukan
berbeda dari orang dewasa.
- Esensialisme
Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan
pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang
tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang
tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang
terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah
selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang
telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan
mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas.
- Tujuan
pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan
sepanjang waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh
semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan,
sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti
(esensial) dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai
standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan.
- Metode
pendidikan:
- Pendidikan
berpusat pada guru (teacher centered).
- Peserta
didik dipaksa untuk belajar.
- Latihan
mental
- Kurikulum
berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik
yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan
dasar dalam membaca, menulis, dan matematika.Sedangkan kurikulum pada
sekolah menengah menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran
matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan sastra.
- Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai
rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah
yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran
kecil dari kehidupan sosial di masyarakat
Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga
utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat.
Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta
didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia
dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan
yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
- Kurikulum
dalam pendidikan rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran yang
berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum
banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi
umat manusia. Yng termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para
peserta didik sendiri, dan program-program perbaikan yang ditentukan secara
ilmiah.
- Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan
bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan
suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut.
Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang
tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara
induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan.
Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi
seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan
penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan
problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian
masalahnya.
Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan
karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini
merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka
yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah,
filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan
lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
- Kurikulum
berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra,
matematika, bahasa dan sejarah.
- Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang
mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata
bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan
bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita
melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap
bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam
menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan
mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk
mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami
sehari-hari.
Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran
idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan
mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus. Sebab,
pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru tidak boleh
berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu
muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran
terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para
anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang
muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna.
Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat
dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi
pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka,
tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk
individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya.
Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan
yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup
bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan
mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan
pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama
manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang
kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun
hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan
kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran
idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah
lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan
pengalamannya senantiasa aktual.