SD INPRES AMPIRI

TIDAK ADA PENGUMUMAN

Selasa, 15 November 2016

Sepenggal LANDASAN FILSAFAT KEPENDIDIKAN (Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia)

        Sesungguhnya filsafat telah ada sejak manusia ada, tetapi keberadaanya tidak di akui secara formal seperti sekarang. Filsafat ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai ke akar-akarnya. sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat pula tidak terbatas. filsafat tidak terbatas membahas segala sesuatu yang ada di alam ini dan sering disebut sebagai filsafat umum. sementara filsafat terbatas ialah filsafat ilmu,pendidikan,seni dan sebagainya.
          Dalam garis besarnya filsafat ada 4 cabang yaitu filsafat metafisika, epistemologi, logika, dan etika. suatu hal yang perlu kita pahami tentang hubungan filsafat, filsafat pendidikan, ilmu pendidikan, ilmu pendidikan praktis, pebuatn mendidik dan keyakinan pendidik. kesemuanya itu bertalian hingga terwujud dalam keseharian kita sebagai guru. semua beranjak dari filsafat atau filsafat umum yang menjadi sumber segala kegiatan manusia, dari filsafat dijabarkan menjadi filsafat pendidikan. kemudian filsafat pendidikan melahirkan ilmu pendidikan yg selanjutnya dari sinilah teori2 pendidikan dirumuskan. konsep-konsep pelaksanaan teori pendidikan inilah yg disebut Ilmu Pendidikan Praktis. perbuatan atau tindakan nyata dalam  menerapkan teori pendidikan praktis dikenal sebagai perbuatan mendidik. sebagai akibat dari perbuatan mendidik, akan mendpatkan pengalaman tentang mendidik.


Kamis, 20 Oktober 2016

SEPENGGAL TUGAS

1.    Anak manusia dalam kondisi perlu bantuan. Jelaskan!
Dibandingkan dengan makhluk lainnya manusia dalam kehidupannya banyak mirip hewan,dia makan, bergerak, bernafas, bersuara dan perkembang biak dan juga mempertahankan diri kalau menghadapi bahaya.Tapi ia mempunyai keahlian-keahlian khusus dan pola kehidupannya serta martabat manusia diatas hewan. Dengan kesadaran akan kemungkinan dan kemampuan menggunakan alat sekaligus merupakan permulaan manusia yang berbudaya dan kehidupan hewan.
Perbedaan dalam struktur yang kecil saja dalam kehidupan manusia
dapat membuat akibat yang jauh pada kemampuan dan kemungkinan manusia.karena manusia adalah makhluk yang aktif dan kreaktif dalam kehidupan alam lingkungannya.kesadaran akan dirinya mencakup pula kesadaran akan kemampuan dan ketidak mampuannya.
Manusia tampil dalam corak kehidupan yang beraneka ragam,itulah salah satu Cuma kehidupan manusia saat ini baik dalam status sosialnya,ekonomi pandangan sikap hidup,kebiasaan,perilaku,pekerjaan dan pencariannya dalam segala penampilannya.betapa sulit kita melihat orang yang mempunyai gaya hidup yang sama.
Karena manusia dilahirkan tidak dengan suatu spesialisasi ,tertentu berbeda dengan hewan,misalkan ikan dilahirkan dengan kemampuan berenang, burung dengan kemampuan terbang dan sebagainya. sedang kita manusia dilahirkan terlalu dini sebelum ia mendapatkan atau dipersiapkan dengan suatu spesialisasi tertentu, sebelum ia menolong dirinya sendiri ia sudah terlanjur dilahirkan (peursen 1981) akibatnya:
1.   Setelah dewasa kehidupan manusia menunjukan keragaman dalam memenuhi kebutuhan primernya makan,lindungan (perumahan),pergaulan,bahasa yang digunakan, cara mempertahankan diri dan tantangan lingkungan dan sebagainya.
2.   Karena saat dilahirkan manusia tidak memiliki spesialisasi tertentu maka spesialisasi itu diperolehnya setelah ia lahir.
Memang manusia dilahirkan demikian. yang belum dapat menolong dirinya sendiri,dan juga dengan hal yang sangat vital bagi kelangsungan hidupnya. oleh karna itu pada saat tersebut dan masih lama setelah itu ia masih perlu dibantu. dengan kata lain pada saat itu manusia berada dalam keadaan perlu bantuan dari pihak lain.tanpa bantuan dari pihak lainnya mustahil manusia dapat melanjutkan dan melangsungkan hidupnya.
Anak manusia untuk bisa menjadi manusia yang mandiri, membutuhkan suatu proses yang lama, dan tidak akan dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain untuk mencapainya. Karena itu anak manusia memerlukan bantuan orang lain yang berada di sekitarnya. Di rumah ia membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya, di luar rumah ia akan bergaul dengan teman sebayanya, yang pasti akan saling mengisi berbagai pengalamanya.
Manusia pada saat ia lahir tidak langsung dapat mengembangkan kemanusiaannya, karena ketidakberdayaan dan kelemahannya yang ia miliki secara kodrati memerlukan uluran pihak luar untuk membantunya. Namun secara kodrati pula anak dilahirkan dengan potensi untuk berkembang menuju kemandiriannya. Potensi inilah yang perlu dipahami oleh pihak luar khususnya orang tua (pendidik), sehingga potensi tersebut dapat berkembang secara optimal. Manusia memiliki kelebihan, dalam memberikan lukisan maupun definisi tentang manusia, manusia sering dibandingkan dengan hewan. Manusia adalah hewan berakal budi,
Manusia adalah hewan yang pandai bicara. Pada umumnya dalam membandingkan itu ditunjukkan dari kelebihan martabat dan kehidupan manusia di atas hewan. Kehidupan manusia dewasa ini sungguh luar buasa pesatnya, sehingga jarak antara kehidupan hewan dengan kehidupan manusiawi rasanya bukan untuk dibandingkan. Perbedaan-perbedaan kecil dalam struktur organis manusia dengan hewan dapat mempunyai akibat-akibat yang jauh dan prinsipil. Misalnya letak ibu jari yang berhadapan dengan keempat jari lainnya yang dimiliki manusia memungkinkan untuk menggenggam alat,menggunakan alat. Sekali menyadari kemungkinan dan kemampuannya untuk menggunakan alat, berarti kemungkinan dan kemampuan "pemperpanjang dirinya" dalam mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Makan manusia tidak henti-hentinya mencari dan menemukan alat-alat baru sehingga hampir setiap saat ditemukan alat baru. Kesadaran akan kemungkinan dan kemampuan menggunakan alat merupakan permulaan kebudayaan manusia yang membedakan kehidupan manusia secara prinsipil berlainan dengan kehidupan hewan. Misalnya dalam makan.
Manusia dengan hewan memang sama-sama makan, namun lain cara dan beda makna makan bagi manusia dengan hewan. Bagi hewan, makan semata-mata pemenuhan kebutuhan makanan, sebagai penghindar lapar. Namun bagi manusia, makan dapat berarti bermacam-macam. Cara makan manusia tidak sekedar menghilangkan lapar, namun bisa sebagai pemenuhan akan kalori, dan sebagainya. Cara makan telah "dimanusiakan", dibudayakan, dengan menggunakan berbagai alat dan cara tertentu. Hal ini semua bukan suatu kenyataan yang dibawa lahir, melainkan didapat manusia sepanjang perkembangannya. Pada saat manusia dilahirkan, ia belum memiliki segala kemahiran yang jauh melebihi kehidupan hewani. Pada saat dilahirkan manusia dapat dikatakan dalam keadaan hewan, bahkan mungkin kurang dari hewan. Sebuhungan dengan itu Bolk mengemukakan suatu teori retardasi, yang menyatakan bahwa manusia pada saat dilahirkan, berada dalam tahanan perkembangannya yang bukannya lebih, melainkan kurang dari hewan yang paling dekat dengan jenisnya, misalnya dengan simpanse.
Manusia tidak dilahirkan, belum terpola dan terspesialisasi kemahirannya. Kata Nietzsche, manusia adalah hewan yang "belum ditetapkan". Hewan lahir dengan suatu spesialisasi, manusia lahir dengan potensi, belum merupakan kenyataan. Dibandingkan dengan kelahiran hewan yang terdekat dengan jenisnya, manusia boleh dikatakan "lahir terlalu dini" , sebelum ia memiliki spesialisasi tertentu, sebelum ia dapat menolong dirinya sendiri, ia telah "terlanjur" dilahirkan. Namun justru karena kekurangannya inilah manusia memiliki "kelebihan" dibanding dengan hewan. Manusia belum dapat menolong dirinya sendiri, Manusia dilahirkan dalam keadaan belum dapat menolong dirinya sendiri, juga dalam hal-hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain: "Manusia berada dalam keadaan prlu bantuan", dan bantuan harusdatang dari pihak lain. Tanpa bantuan dari pihak lain, manusia tidak mungkin melangsungkan hidupnya. Bantuan tersebut tidak saja bagi kehidupan fisiknya, namun juga bagi kehidupan psikisnya, dan kehidupan sosialnya. Pemutusan tali ari-ari ketika dilahirkan tidak berarti pemutusan hubungan antara ibu dengan anak. Hubungan itu masih berlangsung terus, bahkan mungkin tidak pernah putus hingga ajalnya. Untuk jangka waktu yang masih lama, manusia masih memerlukan bantuan ibunya, dan bantuan dari orang sekitarnya.
Keadaan perlu bantuan ini jelas tampak apabila diterawang kehidupannya pada masa dewasa yang akan ditempuhnya, jauh lebih "berat" bila dibandingkan dengan kehidupan hewan. Ia tidak dapat menggantungkan diri semata-mata pada insting yang dimilikinya saat ia dilahirkan, ia harus dapat mengendalikannya. Seluruh hewan dalam kehidupannya berperilaku berdasarkan insting. Kebutuhan terhadap ruang akan dirasakannya, tidak sekedar kebutuhan terhadap pemertahanan kehidupan biologisnya, melainkan juga kebutuhan psikologis (kebutuhan akan rasa aman, akan cinta, dan kasih sayang), kebutuhan sosial (kebutuhan komunikasi dan interaksi dengan sesama manusia), kebutuhan normatif (kebutuhan akan peraturan dan keteraturan, sadar wajib dan kewajiban), yang justru merupakan ciri khas yang manusiawi. Untuk memenuhi kebutuhan ini ia memerlukan bantuan. Ia tidak dapat mencapai sendiri, setidak-tidaknya awal masa hayatnya, sungguh ia berada dalam masa-masa kritis.
Manusia dilahirkan dalam lingkungan manusiawi, kita bersyukur bahwa manusia dilahirkan dalam lingkungan yang manusiawi. Ia dilahirkan dalam lingkungan manusiawi yang bertanggungjawab, yang berperasaan, bermoral, dan yang sosial. keadaan anak manusia yang perlu itu menggugah dan mengundang kasih sayang bagi orang dewasa khususnya kedua orang tua. Orang tua dengan anak dengan masing-masing karakteristiknya dari kedua pihak ini saling mengisi, sehingga keduannya bersifat saling melengkapi. Ketergantungan anak diimbangi dengan kesediaan orang tua, guru untuk membimbingnnya. Ketidaktahuan anak akan segala sesuatu diimbangi orang tua dan guru dengan mengajar dan mendidiknya. ketidakterampilan anak dalam melakukan hal-hal yang harus dilakukannya diimbangi orang tua, dan guru dengan melatih dan membiasakannya. Kelemahan anak diimbangi dengan kasih sayang orang tua dan guru yang memang dirasakan suatu keperluan untuk menumpahkannya.
Proses saling mengisi dan saling mengimbangi ini tidak dirasakan sebagai sesuatu yang sulit dan rumit. Anak merasa dirinya satu dengan orang tua, dengan lingkungannya sehingga wajarlah bila kekurangannya diisi oleh orang tua. Seperti dikemukakan, pemutusan tali ari-ari tidak sekaligus merupakan pembelaan atau pemisahan dunia anak dengan ibunya. Pada pihak anak terdapat suatu kepercayaan dan rasa kewajaran bila sifat perlu bantuannya dipenuhi oleh orang tuanya dan guru disekolah. Di lain pihak pada orang tua, dan guru terdapat rasa tanggung jawab, kasih sayang dan kepercayaan   untuk memberikan bantuan dalam rangka memungkinkan kelangsungan hidupnya, karena anak itu adalah anaknya. Segala pemberian bantuan itu tidak dirasakannya berat, malahan menyenangkan karena hal itu dipandang sebagai tugasnya dan malahan sebagai kebutuhannya. Maka terjadilah kasih sayang yang timbal balik antara kedua pihak itu yang selanjutnya kemungkinan melahirkan lahirnya saling memahami antara keduanya. keadaan memerlukan bantuan dengan demikian tidak merupakan suatu beban bagi kedua pihak, melainkan justru dirasakan merupakan suatu karunia yang mengikat dan memperdalam hubungan kedua pihak sehingga pelepasan dan pemisahannya kelak berjalan dengan lancar.
Keadaan perlu bantuan dari si anak mengukuhkan kedudukan orang tua dan sebaliknya kesediaan dan ketulusan orang tua untuk membimbing dan memberikan bantuan kepadanya yang berupa pendidikan dan perawatan yang memungkinkan anak hidup sebagai anak yang sedang mempersiapkan diri untuk meraih kedewasaanya kelak.

2.    Dunia manusia sebagia dunia terbuka. Mengapa dikatakan demikian?
Proses saling mengisi dan mengimbangi tidak dirasakan sebagai suatu yang rumit dan sulit.orang tua merasa tanggung jawab,kasih sayang dan kepercayaan untuk memberikan bantuan kepadanya dalam rangka memungkinkan kelangsungan hidupnya,karena anak itu adalah anaknya.sedangkan anak merasa wajar perlu bantuannya dipenuhi oleh orang tuanya.
Dalam proses ini ia perlu menentukan kepribadian eksistensi,arah hidup,corak,arah dan tujuan hidupnya karena baginya tidak disodorkan alam siap pakai ready to wear.untuk memenuhi kebutuhan itu teori retardasi dan bolk membatasi perbedaan manusia dengan hewan
1.      Inisiatif dan daya kreasi manusia
2.      Kemampuan manusia untuk merealisasikan kehidupannya
3.      Kesadaran manusia akan lingkungannya
4.      Keterarahan kehidupan manusia kepada lingkungannya
5.      Kesadaran manusia dan tugasnya dalam lingkungan hidupnya
Bagi manusia lingkungan hidupnya tidak sekedar “umbgebung”atau yang melingkunginya melainkan mengundang untuk mengolah dan mengharapkannya serta sebagai lapangan pekerjaan.mengenai perbuatan manusia dan lingkungannya terdapat 2 pandangan ekstrim yang saling berlawan:
1.      Pandangan Leibniz teori monade
Yang memandang pribadi aktif dalam hidup,tanpa mendapat pengaruh dari luar.sehingga manusia merupakan penyebab,bukan akibat dan lingkungannya.
2.      Pandangan Epifenomenalis
Yang menganggap pribadi hanyalah efek atau akibat dan system perserapan yang tidak berdaya sama sekali.
Kalau pandangan itu tidak dapat diterima karena manusia sekaligus sebagai akibat dan penyebab,cuaca maupun efek pasif maupun aktif terhadap lingkungannya.ia mampu untuk memilih dan berinisiatif ,akan tetapi juga eksistensinya tidak dapat dilepaskan dan lingkungannya(Brightman).
Beberapa pendapat para ahli tentang manusia yaitu:
Manusia bukan benda manusia adalah dialog,sehingga ia selalu ada dalam pertautan dengan lingkungannya dan kita hanya dapat menemukannya dalam keadaan seutuhnya manakala ia berada dalam situasinya.akan tetapi sebaliknya,setiap pelukisan situasi kongrit selalu menunjuk kepada orang yang menguhuninya(v.d Berg 1954)
Dan manusia tidak merupakan suatu yang selesai,melainkan yang harus digarapnya manusia menghayati dunianya sebagai suatu penugasan.(Vloemans)
Manusia mendunia dalam dunianya manusia bukan makhluk yang polos,manusia adalah makhluk yang terarah.terarah pada lingkungan,terarah pada Tuhan,kepada benda-benda sekitar,kepada sesama manusia,kepada dirinya sendiri,kepada dunia dan dunia tiadalah tertutup baginya(Drijarkara)

3.    Dasar dan ajar.
a)    Apa yang dimaksud dasar dan ajar?
Ajar yang dimaksud adalah pendidikan dan pengajaran. Dasar yang dimaksud adalah bakat atau kodrat pribadi. Teori Dasar dan Ajar adalah teori mendidik atau mengajar dengan mengharmoniskan antara bahan pengajaran dengan bakat peserta didik.
            Pendidikan bermaksud memberi bimbingan tumbuh kembangnya jiwa raga agar kodrat pribadi dan pengaruh lingkungannya memberikan kemajuan hidup kepada peserta didik. Agar kodrat pribadi/bakat dapat lebih maju danberkembang.maka diperlukan keharmonisan bahan  ajaran dengan bakat.
Contoh : Anak yang sejak lahir memiliki bakat memimpin dan mendapatkan pendidikan tentang kepemimpinan maka ia akan dapat menjadi pemimpin yang ulung,. Sebaiknya, bagi orang yang sejak llahir tidak berbakat memimpin, walau ia belajar banyak, tentang kepemimpinan ia tidak dapat memimpin secara baik. Paling-paling ia hanya dapat mengeritik atau menasehati.
   Untuk dapat mengharmoniskan antara bakat dan bahan ajaran atau jenis pendidikan, maka peserta didik dapat mengetes dirinya, apa sebenarnya bakat  yang dimilikinya sejak lahir. Kemudian melalui bakat itu peserta didik dapat memilih bahan ajaran  dan jurusan yang akan diikuti. Melalui kesesuaian bakat dan bahan ajaran atau  jenis pendidikan maka kemungkinan keberhasilan suatu  pendidikan lebih terjamin.

b)    Factor-faktor apa saja yang mempengruhi perkembangan manusia?
Anak manusia sejak dilahirkan berkembang terus hingga mati. Perkembangan anak manusia itu meliputi perkembangan fisik dan psikis, berlangsung secara teratur dan terarah menuju kedewasaannya. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, adalah sebagai berikut:
a.         Faktor Keturunan
Anak memiliki warisan sifat-sifat bawaan yang berasal dari kedua orang tuanya, merupakan potensi tertentu yang sudah terbentuk dan sukar diubah. Menurut H.C. Witherington dalam Abu Ahmadi (2001). Hereditas adalah proses penurunan sifaf-sifat atau ciri-ciri tertentu, dari satu generasi kegenerasi lain dengan perantaraan sel benih. Pada dasarnya yang diturunkan itu adalah struktur tubuh, jadi apa yang diturunkan orang tua kepada anak-anaknya berdasar perpaduan gen-gen yang pada umumnya hanya mencakup sifat atau ciri-ciri atau sifat orang tua yang diperoleh dari lingkungan atau hasil belajar dari lingkungan.
b.        Faktor Lingkungan
Lingkungan disekitar manusia dapat digolongkan kepada dua jenis, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan abiotik adalah lingkungan makhluk tidak bernyawa seperti abtu, air, hujan, tanah dan musim. Itu semua dapat mempengaruhi kehidupan mansuia.  Lingkungan biotik adalah lingkungan makhluk hidup bernyawa terdiri dari tiga jenis yaitu lingkungan nabati, lingkungan hewani, dan lingkungan manusia (sosial, budaya dan spiritual). Lingkungan sosial meliputi bentuk hubungan sikap atau tingkah laku manusia. Lingkungan budaya meliputi adat istiadat, bahasa, norma-norma dan peraturan yang berlaku. Lingkungan spiritual meliputi agama dan keyakinan.
c.         Faktor Diri
Guru harus memahami faktor diri yang merupakan faktor kejiwaan kehidupan seorang anak. Faktor-faktor ini dapat berupa emosi, motivasi, integrasi, sikap dan sebagainya. Beberapa ciri perkembangan kejiwaan anak SD dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2001) sebagai berikut: 
1.    Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat
2.    Kehidupan sosial diperkaya dengan kemampuan bekerjasama dan bersaing    dalam kehidupan kelompok
3.    Mempunyai kemampuan memahami sebab akibat

4.    Aliran-aliran pendidikan. Sebutkan aliran-aliran yang ada dan jelaskan?
  1. Pengertian Aliran-Aliran Pendidikan
Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan. Dalam dunia pendidikan setidaknya terdapat 3 macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran modern dan aliran pendidikan pokok di Indonesia.
2.    Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan
Menurut Tim dosen 2006, aliran-aliran klasik dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
  1. Aliran Empirisme
Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung (Joseph, 2006).
Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
John Locke (dalam Joseph: 2006) tak ada sesuatu dalam jiwa yang sebelumnya tak ada dalam indera. Ini berarti apa yang terjadi, apa yang mempegaruhi apa yang membentuk perkembangan jiwa anak didik adalahlingkungan melalui pintu gerbang inderanya yang berarti tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa melalui proses penginderaan.
  1. Aliran Nativisme.
Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme, yang mengajarkan bahwa anak lahir sudah memiliki pembawaan baik dan buruk. Perkembangan anak hanya ditentukan oleh pembawaanya sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak mempengaruhi apalagi membentuk kepribadian anak. Jika pembawaan jahat akan menjadi jahat, jika pembawaanyan baik akan menjadi baik. Jadi lingkungan yang diinginkan dalam perkembangan anak adalah lingkungan yang tidak dibuat-buat, yakni lingkungan yang alami.
  1. Aliran Konvergensi.
Faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan sebagaiman teori nativisme teori ini juga mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak lahir juga meliputi pembaeaan baik dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan tersebut.
William Stern (dalam Tim Dosen 2006: 79) mengatakan bahwa perkembangan anak tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya merupakan sebagaiman dua garis yang bertemu atau menuju pada satu titik yang disebut konvergensi.
Dari beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungann atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan anak.
  1. Aliran Naturalisme.
Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran dalam teori ini mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan alami, bukan lingkungna yang dibuat-buat. Dengan kata lain jika pendidikan diartikan sebagai usahan sadar untuk mempengaruhi perkembangan anak seperti mengarahkan, mempengaruhi, menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak kea rah tertentu, maka usaha tersebut hanyalah berpengaruh jelek terhadapperkembangan anak. Tetapi jika pendidikan diartikan membiarkan anak berkembang sesuai dengan pembawaan dengan lingkungan yang tidak dibuat-buat (alami) makan pendidikan yang dimaksud terakhir ini betrpengaruh positif terhadap perkembangan anak.
C. Aliran pendidikan moderen di Indonesia
Menurut Mudyahardjo (2001: 142) macam-macam aliran pendidikan modern di Indonesia adalah sebagai berikut:
  1. Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran(subject-centered).
  • Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak.
  • Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik (experience curriculum).
  • Metode pendidikan Progresivisme antara lain:
  1. Metode belajar aktif.
  2. Metode memonitor kegiatan belajar.
  3. Metode penelitian ilmiah
  • Pendidikan berpusat pada anak.
Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak merupakan pusat adari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan Progresivisme sangat memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam betuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri, anak mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus diperlakukan berbeda dari orang dewasa.
  1. Esensialisme
Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas.
  • Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti (esensial) dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan.
  • Metode pendidikan:
  1. Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered).
  2. Peserta didik dipaksa untuk belajar.
  3. Latihan mental
  • Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan matematika.Sedangkan kurikulum pada sekolah menengah menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan sastra.
  1. Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat
  • Tujuan pendidikan
Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
  • Kurikulum dalam pendidikan rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia. Yng termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah.
  1. Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya.
  • Tujuan pendidikan
Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
  • Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan sejarah.
  1. Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna.
Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya.
  • Tujuan Pendidikan
Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi.
  • Kurikulum
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.